“Kenapa Vina masih kerja di sini?” Bu Yustin masuk ke ruangan Gaska langsung melontarkan pertanyaan tersebut. Gaska mengembuskan nafas panjang. “Cindya minta aku enggak pecat Vina.” Gaska menjawab jujur. Tidak peduli bu Yustin akan menganggapnya suami takut istri. Dan benar saja, bu Yustin menatap Gaska jengah sembari melipat tangan di d**a. “Dia itu karyawan toxic yang akan mempengaruhi karyawan andalan kita … Memangnya menghasilkan desain terbaik itu enggak membutuhkan ketenangan pikiran dan hati?” Bu Yustin sepertinya sangat menyayangi Isvara sampai beliau mati-matian membela gadis itu. “Selama ini Ara bisa bertahan.” Gaska menjawab singkat sembari memijat pelipisnya. Hembusan napas terdengar kecewa dari bibir bu Yustin. “Ibu akan bicara dengan papi kamu.” Bu Yustin bangkit

