Ada sebuah coffeshop yang buka dua puluh empat jam di depan rumah sakit. Gaska mengantar Isvara dulu ke sana sebelum akhirnya dia menuju IGD seperti yang diinfokan oleh sang papi. Gaska belum bisa membawa Isvara bertemu kedua orang tuanya sampai yakin kalau mereka berdua telah menerima Isvara. Dia tidak ingin Isvara terluka hatinya oleh sikap maupun kata yang bisa jadi dengan impulsif terlontar dari mulut kedua orang tuanya yang tidak menyukai Isvara. “Pi,” tegur Gaska begitu langkahnya sampai di bilik di mana sang mami yang masih mengenakan pakaian tidur tengah terbaring lemah tidak berdaya. “Gaska …,” gumam Dominic, beliau tidak menyangka kalau Gaska langsung datang ke sini. “Mami kenapa, Pi?” Gaska bertanya. “Biasa … gerdnya kambuh dan mami juga harus dirawat, kami sedang menungg

