Permohonan Maaf Yang Tulu

1361 Kata

Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu. “Selamat Pak Gaska, atas kelahiran putra keduanya.” Nyaris saja Gaska melompat karena terkejut mendengar suara berat Ricky. Gaska menoleh dengan mata melotot menatap Ricky. “Makasih.” Gaska menjawab singkat, sorot mata terkejut tadi berubah tajam tidak bersahabat. “Sepertinya saya harus meminta maaf secara langsung sama Pak Gaska—“ “Panggil Gaska aja, kita seumur ‘kan … lagian ini bukan jam kerja,” sela Gaska ketus. Ricky terkekeh, meski Gaska dingin dan ketus tapi permintaannya untuk men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN