Pagutan itu begitu dalam, lama dan menyenangkan dengan kedua tangan Gaska menyelusup masuk ke dalam kaos Isvara memberikan banyak sentuhan.
Isvara merasakan miliknya menekan sesuatu yang keras dan memabukan membuat bokongnya ingin terus bergerak menekan.
Isvara tahu bagaimana saat benda keras itu memasukinya, Dia juga teramat rindu merasakannya, Isvara menginginkannya namun Isvara malah memutuskan untuk berhenti.
“Gaska … stop!” Nafas Isvara tersengal.
Otomatis Gaska berhenti kemudian Isvara menyatukan keningnya dengan kening pria itu.
“Kasih aku waktu …,” pintanya tanpa berani menatap netra indah milik Gaska.
Gaska tidak langsung menjawab, dia melapisi satu sisi wajah Isvara kemudian mendongak sedikit mengecup bibirnya sekilas.
“Oke … tapi ijinkan aku sama Caca bertemu denga
