Hening membentang selama beberapa lama setelah Isvara dan Gaska mereguk nikmatnya bercinta. Keduanya dibalut selimut masih dalam keadaan polos dengan kepala Isvara berbaring di d**a Gaska. Sedari tadi tangan Gaska tidak berhenti mengusap lembut kepala Isvara atau hanya sekedar memainkan rambutnya. “Jangan telat makan ya Ra, nanti maag kamu kambuh lagi … jangan sering lembur, aku enggak akan mengincar kamu kok dalam rapat koordinasi … aku mungkin enggak akan bisa selalu ada buat kamu ke depannya … jadi kamu harus sehat dan bahagia ya.” Gaska mengakhiri kalimatnya dengan kecupan lembut di puncak kepala Isvara. Isvara belum memberikan respon, masih menenangkan gemuruh di dadanya. “Ini enggak mudah untuk aku, Ra … setelah aku menunggu cukup lama untuk bisa miliki kamu, sekarang aku

