“Sayaaaang ….” Isvara mencari suaminya yang tengah merajuk di ruang tamu. Semenjak sampai di rumah, Gaska duduk di sana sampai tidak makan malam karena ingin menunggu Meysha yang tengah pergi bersama Cindya pulang. Gaska tidak menyahut, raut wajahnya dia buat sedatar mungkin agar Isvara tidak melihat kecewa apalagi amarahnya. Meski sebenarnya dia sangat ingin melampiaskan amarah berbalut ketakutannya pada Isvara namun cinta yang besar menghalangi pria itu. “Kalau Cindya enggak balikin Caca gimana?” Gaska melirih, tatapannya kosong ke arah dinding kaca yang menghadap halaman depan dan sengaja tidak dia tutup tirainya. “Enggak mungkin, sayang … Cindya enggak akan sejahat itu,” tukas Isvara santai membuat Gaska menoleh menatapnya. “Kamu kaya yang enggak pernah tahu sejahat apa dia, masa

