“Mas ….” Aruna tampak lemah, wajahnya pucat saat keluar dari ruang operasi. “Sayang ….” Adrian menyahut seraya memegang tangan Aruna. Oma Yeni dan dua sahabat Aruna mengantar Akram ke ruang bayi. Adrian tidak melepaskan tangan Aruna hingga tiba di kamar rawatnya. “Aku haus, Mas …,” kata Aruna setelah perawat yang mengantar pergi. Adrian langsung meraih botol minum, membukanya dan memberikan kepada Aruna. Aruna menghabiskan satu botol kemudian tersenyum ketika Adrian mengambil alih botol kosong dari tangannya. “Anak kita laki-laki,” kata Aruna, matanya berbinar. Adrian duduk di sisi ranjang Aruna, dia meraih tangan Aruna kemudian mengecup bagian punggungnya. “Makasih ya … makasih udah berjuang demi anak kita, maaf … maafin aku enggak ada di samping kamu.” Suara Adrian bergetar,