“Sakit sayang?” tanya Adrian setiap kali istrinya memejamkan mata di saat dirinya memberikan hentakan. “Enggak, Mas ….” Aruna menjawab untuk yang kesekian kalinya. Adrian sudah tidak tahan lagi, Aruna menjepitnya lebih ketat dibanding biasa. Mungkin karena anak mereka juga sudah lebih besar sehingga semakin penuh saja di dalam sana. Dua bongkahan di d**a Aruna yang besar kini semakin besar saja seiring Aruna yang bertambah montok. Tidak bosan Adrian mengisap bagian puncak di d**a Aruna itu. Terlebih dokter mengatakan kalau setelah bayi mereka lahir maka puncak di d**a Aruna akan menghasilkan ASI sehingga dia mungkin tidak bisa bebas mengulum atau mengisapnya seperti biasa. Adrian terus mengayun di atas tubuh Aruna dengan menopang tubuhnya dengan tangan agar tidak menekan perut Aruna