Episode : Siapakah Risdiyanti? Saat itulah, lampu led pada telepon genggam Yeslin berkedip, pertanda adanya pesan masuk. Tentu saja Yeslin mengabaikannya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada keselamatan Sahabatnya. Dia bahkan belum berani mengabarkan apa yang menimpa Windy kepada Orang tua Windy. Sang Perawat segera bertindak, memeriksa denyut nadi dan tekanan darah Windy. Usai dengan itu semua, dia mengatakan, “Mbak bantu doa saja ya. Ini kita tinggal masuk ke rumah sakitnya. Tuh, sudah kelihatan, rumah sakitnya. Kelihatannya teman Mbak terlampau shock, jadi susah menerima kenyataan yang terjadi ini. Masalah psikis ini Mbak.” Yeslin hanya mampu mengangguk lemah menanggapi ucapan Perawat itu. Mulutnya bagai terkunci rapat. Tidak ada satu kata saja yang terlontar dari celah bibi