Episode : Windy. Kenyataan versus Mimpi (2) “Heiii..., kok diam?” tegur Windy. Ia terusik karena Yeslin belum mengatakan apa-apa, sementara saat dia melihat ke samping, Bagas sepertinya merengut. Itu kode keras baginya agar sesegera mungkin mengakhiri pembicaraan via telepon dengan Yeslin tampaknya. Duh..., baru sebentaran baikan, ya masa harus break lagi. Ogah deh, pikir Windy. D seberang sana, Yeslin yang nyerocos. “Hah? Beneran itu Nek? Ebuset, nekad banget deh lo! Jangan impulsif, dong, Nek. Eh, by the way, gue sendiri juga lagi ada liputan event korporat nih, di kawasan Puncak. Ini lagi break sebentar, baru nanti lanjut lagi. Nama kebunnya apa Nek? Mana tahu gue bisa singgah, buat... menginterupsi, kalau gaya pacaran kalian sudah kelewat batas, ha ha ha...! Gue kan enggak mau s