CHAPTER 13

1044 Kata
Pintu terbuka terlihat Ten yang berdiri di sana. Tatapan pertama Ten saat membuka pintu jatuh pada Lisa, bibirnya tertarik sedikit tetapi tidak dapat di lihat oleh mereka. "Jadi stylish hari ini adalah dari perusahan T.R" ucap Ten sambil berjalan masuk menatapi kedua wanita itu. Ten memandang keduanya yang tampilannya sangat jauh berbeda. Lisa yang memakai atasan yang tertutup dan celana panjangnya sedangkan satunya lagi memakai gaun yang sangat pendek dan jika dia menungging sedikit saja akan memperlihatkan dalamannya. "Jadi busana apa yang aku pakai untuk sesi pertama?" "Ahh.. Sebentar, Lisa bawakan pakian pertama Mr. Roger!" perintah Dina. Lisa yang mengerti langsung mengambil pakaian Ten untuk sesi pemotretan pertama. Ten memperhatikan gerak gerik Lisa dan hanya itu sudah membuat Ten senang di dalam hatinya. Disa mengambil pakaian yang di serahkan Lisa dan membantu Ten untuk memakainya sambil mencodongkan dadanya untuk di perlihatkan oleh Ten. Lisa yang menatap Disa seperti itu hanya mencibir di dalam hatinya "Dasar murahan." Ten yang menatap Lisa dalam pantulan kaca tersenyum tipis, dirinya tahu bahwa Lisa sedang mengumpat di dalam hatinya. "Selesai." ucap Disa tersenyum lembar memperlihatkan wajah cantiknya kepada Ten. Agas yang masuk menatap Ten yang sudah selesai menyuruhnya untuk keluar karena pemotretan akan segera di mulai. Sesi pemotretan pertama di mulai, Ten yang begitu tampan dan mempesona dalam pemotretan membuat semua orang yang ada di sana terpana akan pesonanya. Pemotretan kali ini aura Ten begitu berbeda, biasanya Ten tampil maskulin dengan tatapan yang tajam dan dinginnya. Hari ini tatapan Ten begitu hangat dan yang paling parah, seorang Ten memberikan senyuman pada wajahnya. Ini adalah hal yang sangat langkah selama pemotretan, sampai Fotografer terus mengambil gambar tanpa henti. Tatapan Ten selama pemotretan tidak lepas dari Lisa, dirinya terus menatap Lisa selama pemotretan. Agas yang memperhatikan tatapan Ten mengarah pada Lisa, membuatnya tersenyum. Agas rasa Ten sudah jatuh dalam pesona Lisa. Bahkan untuk berada di sampingnya, Ten sampai menyuruh bagian perusahan untuk memberikan pekerjaan yang seharusnya bukan bagian Lisa. "Sempurna!" Teriak sang Fotografer dengan sangat puas dengan hasil pemotretan hari ini. "Thank you Ten, Hari ini kamu sangat mempesona sekali dengan senyuman yang kamu berikan." Puji Fotografer. "Apa ada sesuatu yang membuat kamu bahagia sampai kamu bisa tersenyum hari ini? Apa wanita itu yang membuatmu dari tadi menatapnya saat pemotretan berlangsung?" Tanya Fotografer mengikuti arah pandang Ten. "Aku tahu stylish itu begitu seksi, bahkan aku dapat melihat dalamannya saat di menungging sedikit." Ucapan akhir Fotografer langsung membuat Ten mengerutkan dahinya. Rupanya sang Fotografer salah melihat orang yang di maksud Ten. Ten bukan memandang wanita sexy itu, melainkan dirinya sedari tadi terus memandang Lisa seorang saja. "Aku akan membantumu mendapat nomornya, jangan khawatir." Ucap sang Fotografer membuat aura Ten menjadi kembali dingin dan berkata "Tidak, aku tidak butuh bantuanmu." Lalu pergi menuju ruangan Lisa berada. Lisa yang sedang berkemas di dalam ruangan mendapati Ten masuk dan berkata "Segeralah berganti pakaian, aku ingin menyimpannya." Ten tersenyum melihat Lisa yang sangat cegat dalam mengerjakan pekerjaannya. Lisa yang merasa Ten tidak bergerak, malah bersandar di dinding sambil melihatnya membuatnya geram. Lisa melangkah mendekatinya, Ten yang melihat Lisa mendekatinya semakin bahagia. Saat sudah berada di hadapannya "Apa kamu ingin membantu membukakan pakaianku?" ucap Ten. Lisa yang mendengar perkataan Ten, tertawa sejenak. Lisa mendekatkan wajahnya ke wajah Ten hingga jarak wajah mereka tinggal beberapa centi maka hidung mereka bersentuhan. "Apa kamu ingin aku membukakan pakaianmu?" Dengan suara seraknya yang sangat sexy dalam pendengaran Ten, alhasil membuat Ten b*******h hanya mendengar suara Lisa. Lisa memiringkan kepalanya sambil tangannya menjalar menelusuri tubuh Ten, dengan menggoda berkata "Jawab pertanyaanku Ten? Apa kamu ingin aku membantumu membuka pakaianmu?" Ten memenjamkan matanya merasakan sentuhan tangan Lisa. "Yahh... Aku ingin kamu membuka pakaianku." Dengan nafas tidak beraturan menahan gairahnya. "Ten! Ten! Heloo! TEN!" Teriakan Lisa membuat Ten tersadar dalam lamunannya. "Ada apa denganmu? Dari tadi aku panggil tidak menyahut." Ucap Lisa marah. "Cepat ganti pakaianmu! Aku ingin segera pulang!" Ucap Lisa sambil menatap tajam Ten lalu segera keluar dari ruangan itu. Ten mengacak rambutnya dengan kasar, bagaimana dia bisa membayangkan Lisa yang menggodanya? Dan lihat sekarang dia sudah sangat b*******h. Ten butuh pelampiasan untuk menuntaskan gairahnya, ini semua karena Lisa yang begitu berpengaruh baginya. Disa melihat Lisa keluar dari ruangan itu langsung menghampirinya. "Kenapa begitu lama di dalam? Apa yang kamu lakukan bersama Ten?" Tanya Disa dengan tatapan marah kepada Lisa. "Aku membereskan barangku dan tidak terjadi apa-apa antara aku dan Ten. Semuanya sudah aku bereskan dan hanya tersisa pakaian yang di pakai Ten belum di ambil, jadi kamu saja yang mengambilnya. Aku akan menunggu di mobil." Ucap Lisa yang membuat Disa membinar bahagia. "Tentu, pergilah ke mobil." Ujar Disa yang langsung berjalan menuju ruangan dimana Lisa keluar. Setelah Ten mengganti pakaiannya, dirinya mendapati senior Lisa bukanlah sosok Lisa yang menunggunya. "Apa kamu sudah selesai?" Dengan nada di buat-buat untuk menggoda Ten. "Dimana dia?" Tanya Ten kepada Disa yang tidak mengerti maksud dia siapa?. "Asistenmu?" Saat Ten mengatakan yang dia maksud Lisa, membuat Disa langsung marah dan kesel. "Lisa sudah di mobil, jika kamu membutuh sesuatu biar aku yang akan..." sebelum ucapan Disa selesai, Ten melewatinya pergi meninggalkannya sambil menyerahkan pakaian itu. Disa meremas pakaiannya itu dengan marah "Awas kamu Lisa!" Lisa yang berada di mobil memainkan ponselnya sambil menunggu Disa datang. Saat mengalihkan pandangan dari ponselnya, dirinya mendapati Ten yang seperti sedang mencarinya. Lisa langsung membuat kursinya menjadi tiduran, sambil berdoa agar Ten tidak menemukannya. Lisa mengangkat tubuhnya sedikit sambil mengintip ke luar jendela untuk melihat apakah Ten sudah tidak mencarinya? membuatnya bernafas lega karena tidak mendapati sosok Ten. Tiba-tiba terdengar ketukan jendela yang keras membuat Lisa yang berada di dalam mobil terkejut. Lisa melihat ke samping dan mendapati Ten yang berada di luar "Buka pintu Lisa!" Teriak Ten. Lisa menatap Ten, dirinya tidak melakukan perkataan Ten dan langsung menstarter mobilnya pergi meninggalkan tempat itu. Ten yang mendapati Lisa menjalankan mobilnya, pergi,  langsung marah dan kesel.    "Awas kamu Lisa, kali ini kamu bisa lepas. Lain kali aku akan menggurungmu agar tidak bisa lari dariku." Lisa bernafas lega saat sudah lepas dar jangkauan Ten, tetapi dirinya merasa ada yang ketinggalan. Lisa menepuk jidatnya bagaimana dia bisa meninggalkan Disa di sana. Sudah kelar hidupnya besok saat memasuki kantor, ini semua karena Ten. Lisa tidak ingin berhubungan lagi dengan makhluk Superstar itu, malah di pertemukan kembali. "Semoga Tuhan melindungiku besok." Doa Lisa di dalam hati. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN