39. Tiga Puluh Sembilan

2118 Kata

"Jadi, kedatangan kita ke sini itu mau bahas soal nikahan Chandra." Harus sampai nyusul ke Surabaya? Dan harus banget datangi pengantin baru yang harusnya menikmati waktu bulan madu? Kenapa nggak ngobrol di grup keluarga saja? Astagfirullah, akhi! Altarik mau membenturkan kepala abangnya satu sama lain kalau saja Rahee tidak membuka suara. "Gimana tuh, Bang?" "Ya, ini mau minta tolong Altarik buat kasih tunjuk rumah Wendi," Samudra meringis sejenak, "cuma dia yang tau soalnya." Tidak enak. Sebab Rahee duduk di sana. Altarik berdecih. "Kenapa nggak minta alamat sama Wendi aja?" "Ribet. Mending ke lo yang jelas ada di mana." Alah, alasan! Altarik melihat seringai di wajah Bang Kai selepas ucapannya rampung. Paling mau ganggu Altarik lanjut malam pertama, kan? "Mbak Wendi sama Bang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN