Perkara pulang ke mana saja menjadi bahan debat yang fantastis. Di mana Altarik meminta agar Rahee pulang ke rumahnya, lalu Rahee sendiri enggan dan inginnya ke panti saja. Masih keras kepala, nampaknya Altarik belum benar-benar dimaafkan. Belum lagi ada bapak panti yang membela Rahee, beliau satu kubu dengan perempuan hamil itu, nampak masih ada secuil ketidaksukaan terhadap Altarik. Ah, untungnya ada ibu panti. Beliau menjadi penengah dengan penuturan tanpa emosi. Memihak Altarik dengan alasan termumpuni hingga bapak panti sekalipun mengikuti. Ya, pada akhirnya Rahee pulang ke rumah yang Altarik beli. Bapak panti menyerah, dia mengembuskan napas pasrah. Sebab di sini mereka sudah berkeluarga, berumah tangga, dan otoritas bapak panti tidak lebih tinggi dari Altarik sebagai suami Rahe

