Begitu tiba di Surabaya, seperti biasa Altarik singgah di hotel yang dekat dengan tempat kerjanya. Dia simpan tas di sisi ranjang, yang Altarik buka dan mengambil kotak bekal pemberian istrinya. Dia simpan di nakas. Diembuskannya napas berat, yang Altarik rebahkan tubuhnya di kasur, dia pun menyalakan ponselnya, menghubungi Marine. "Halo, Bang?" Nampak seperti baru bangun tidur, mungkin memang terganggu acara tidurnya. "Abang udah nyampe, kasih tahu Rahee." "Kenapa nggak bilang sendiri aja, sih?" Marine sewot di seberang sana. "Dia lagi tidur, kan? Kasihan kalau Abang telepon sekarang, nanti keganggu." "Hm ..." Marine pasti mengantuk. Altarik menoleh pada jam tangan, pantaslah, memang sedang larut. "Rahee makan banyak nggak tadi?" "Hm ..." "Dia minum s**u, kan?" "Iya." "Masih s

