Seperti ini loh kasusnya: Altarik cemburu, tapi bukan sekadar itu, dia menegur Rahee karena takut apa yang ada di pikiran benar terealisasi, di mana abangnya menyukai sang istri. Altarik hanya ingin Rahee membatasi diri terhadap Bang Kai, dia sudah memperingati, tapi Rahee bebal. Bukannya patuh, Rahee malah nyinyir pada masalah yang sudah berlalu. Altarik emosi. Berpikir, bagaimana caranya supaya Rahee jera dan memberikan rasa takut dalam diri Rahee ketika Altarik marah apabila tegurannya tak Rahee indahkan. Supaya lain kali kalau ditegur, langsung patuh, toh selama ini teguran Altarik nggak salah. Iya, kan? Begitu pemikirannya. Entah salah atau tidak, Altarik sudah lakukan. Kebetulan ada urusan kantor, dia diharuskan terjun langsung ke lapangan di cabang Surabaya, dengan demikian di

