“Jadi, kudu piye, Mah? Mosok kita usir anak sendiri to?” tanya Andono sembari menyeruput kopi. “Suruh mbalek ndek Korea ae uwes, Pah. Opo kita rabi-ne ae Pah?” tutur sang istri memberikan ide brilliantnya. “Tapi, ya mau di jodohkan sama anaknya siapa? Soale orang tua pasti ya mikir kalau ngelihat dia begitu pasti ogah-ogahan ngasih anak gadis mereka, mana mungkin mereka mau anaknya di nikahkan sama pria macem gitu, rambut warnanya mboh opo kadang ungu, kadang putih…” keluh Sekar Gayatri sembari menatap jauh ke lampu kerlap-kerlip di hadapan matanya. “DI jodohkan sama anaknya Bulek Parni, gak mungkin. Anak gadisnya saja lulusan Harvard University, pasti pola pikirnya sudah maju banget, trus di tambah anak gadisnya itu lebih milih bekerja dulu di perusahaan Jepang daripada bantu perusahaan

