Dimas menopang dirinya dengan kedua tangannya di sisi kiri kanan Kinanti. Punggungnya yang seperti harimau membentuk bayangan hitam di d**a Kinanti di bawah cahaya redup lampu di atas kepalanya. Pria itu terengah-engah dengan mulut terbuka, keringat membasahi dahinya hingga ada yang menetes di d**a Kinanti. Kinanti memandangnya heran. “Bukannya tadi Mama bilang lelah? Kalau aku berhenti, Mama bisa beristirahat.” Dimas berujar di tengah sesak napasnya. Kinanti tahu bahwa Dimas dengan sengaja menggodanya dengan kata-kata itu, tapi dia tidak mau ditipu lagi. Dia telah bersusah payah menahan hasrat yang meningkat di tubuhnya dan panas yang tumbuh di dalam dirinya. Setelah bertahan beberapa saat tanpa gerakan apapun dari Dimas, gelombang panas di bawahnya terus berlanjut, menyebabkan tubuh ba