Melihat Kinanti yang masih dalam keadaan marah, Dimas akhirnya membiarkan gadis itu berbincang berdua dengan Randi. Dimas tidak punya pilihan, dia harus segera kembali ke lantai bawah karena sudah ditunggu banyak wartawan. “Tenang, Kinanti. Kamu harus tenang menghadapi keluarga Biantara.” “Ya, aku tau.” Meskipun Kinanti terlihat tenang, Randi tahu bahwa sebenarnya Kinanti masih merasa sedih dan dia terus mencoba menghiburnya. Pikiran yang kalut membuat Kinanti hampir melupakan segala hal, hingga dia tersadar bahwa papanya juga diundang. Refleks, dia memeriksa ponselnya, ternyata ada sebuah pesan yang baru saja dikirim, pesan dari Dirga, papanya. “Maaf, Randi.” Kinanti buru-buru kembali ke lantai bawah, berpikir bahwa Dirga mungkin saja sudah pergi, karena teks terkirim kepadanya