Kinanti membenamkan kepalanya di bantal tidurnya yang empuk, suaranya teredam dan terdengar ragu-ragu saat berkata. "Jika kita bukan Mama tiri dan anak tiri, bukankan itu akan lebih baik? Seandainya aku mengatakan bahwa aku nggak mau kamu bersama Andrea, itu nggak akan sulit untuk dikatakan. Dan ... jika kamu ingin bersamaku, aku nggak tahu apa itu akan dianggap curang atau inses." Cahaya dari lampu samping tempat tidur meredup, tak mampu menggambarkan lekuk indah tubuh Kinanti yang terbaring terungkup di atas ranjang saat ini. Keduanya terdiam sejenak dalam suasana redup itu, dan Dimas pun menghentikan gerakannya. Selang beberapa saat, dia kembali mencium punggung Kinanti, namun kali ini ciumannya sangat ringan, tanpa hasrat yang kuat seperti sebelumnya. Dimas membalikkan tubuh Kinanti