45. Kuntilanak Bandel

1294 Kata

“Jadi kalian juga mengalami yang sama kayak gue?” Adit memandang semua teman-temannya. Satu persatu dari mereka mengangguk. Raut wajah kebahagiaan yang kemarin tercetak usai pemakanan Maura, Ferry dan Galih sirna sudah. Kembali tergantikan dengan kerutan kesedihan serta ketegangan di wajah mereka. “Gue kira bakal berakhir sampai di sini, tapi kenapa ada lagi sih?” Shevia merebahkan kepalanya ke meja sekolah yang dia pakai. “Dia hantu dari mana lagi sih? Capek tahu tidak berurusan dengan hantu terus.” Lify sudah hampir menangis menghadapi para hantu yang datang silih berganti meminta bantuan mereka. “Ya kali masa depan kita benar-benar jadi cenayang? Itu tidak mungkin kan?” tidak beda jauh dengan wajah yang lainnya, raut muka Agnee juga terlihat memelas. Suara helaan nafas terdengar, h

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN