Putri menatap Shevia yang duduk di sebelah Lify. Wanita paruh baya itu masih tidak menyangka jika Lify berteman dengan Celia-teman akrabnya semasa sekolah dulu. Entah takdir macam apa ini, tapi rasa-rasanya begitu lucu dan bukan sebuah kebetulan belaka. "Jadi kamu benar cucunya Celia?" Putri mengusap wajah Shevia. Shevia mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Putri. Shevia juga tidak menyangka bahwa ternyata Celia itu dulunya berteman akrab dengan Putri, bahkan sampai terbawa dalam kisah tragis kedua temannya yang sudah meninggal. "Bagaimana kabar Celia sekarang? Dia tinggal di mana?" jujur saja, Putri juga merindukan temannya itu. "Oma masih tinggal di Jakarta kok, Nek. Hanya saja Oma tidak ikut dengan Mama." Putri tersenyum, dia menjauhkan tangannya dari wajah Shevia. Wanita paruh ba