“Akhirnya di angkat juga, selamat menjelang sore, Sayang,” sapa Indra, seolah tidak terjadi masalah apa-apa. Tentu saja, bukankah Indra memang tidak tahu-menahu tentang sembapnya mata Dita? Ya, Indra memang tidak tahu kalau sudah terjadi kesalahpahaman.
“Ada apa?” jawab Saka.
Tentu saja Indra terkejut bukan main saat mendengar suara pria yang menjawab telepon Dita. “Dita mana?”
“Setelah apa yang lo lakuin, masih bisa nyari Dita?”
“Maksud lo apa?!”
“Gue rasa lo lebih tahu Dita kenapa, mending lo pikir sendiri aja apa kesalahan lo.”
“Gue nggak ngerti, sumpah demi apa pun ini maksudnya apa?”
“Mungkin gue pernah bilang nggak akan merebut dia, dan faktanya gue memang nggak merebut Dita. Tapi sikap lo sendiri yang seolah nyerahin Dita ke gue. Gue nggak akan tinggal diam lihat Dita terluka
