Kebohongan Level Tinggi

808 Kata

Rani langsung menghampiri saat Diah baru saja datang. Seolah mengerti akan dibombardir dengan berbagai pertanyaan, Diah menginstruksikan agar Rani duduk. Ya, saat ini mereka sudah sama-sama duduk di ruang tamu. “Bunda dari mana?” “Dari rumah Nenek kamu. Semenjak pulang dari rumah sakit, pasti kamu belum jenguk Nenek lagi.” “Nanti kapan-kapan aku jenguk Nenek, kok. Oh ya, sebelumnya aku mau nanya sesuatu ke Bunda,” ucap Rani dengan nada serius. “Tentang Dita. Iya, kan?” Diah tersenyum, sedangkan Rani masih dipenuhi rasa penasaran.  “Sebelum ke rumah Nenek, Bunda nemuin Dita dulu. Bunda udah jelasin semuanya. Bunda nggak akan bisa tenang kalau anak Bunda sedih, apalagi sampai musuhan sama Dita. Dan kabar baiknya Dita udah nggak salah paham lagi,” jelas Diah dengan semringah. “Makasih b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN