“Kamu yakin mau masuk?” tanya Saka pada Dita saat mereka masih berada dalam mobil. Dita mengangguk yakin. “Enggak ada salahnya aku hadir, Saka.” “Memang nggak ada salahnya, Dit. Tapi dengan cara seperti ini kamu menghancurkan hatimu sendiri,” batin Saka. Mereka pun kemudian turun. Baru saja melangkahkan kaki keluar, samar-samar terdengar perdebatan antara dua orang. Mereka adalah tim wedding organizer, hal itu sukses membuat Dita dan Saka mengalihkan perhatian pada dua pria yang tengah beradu mulut meributkan sebuah papan besar. “Saka, kayaknya mereka mau bertengkar deh,” kata Dita, memberi sinyal agar Saka bersiap melerai. “Menurut aku cuma selisih pendapat aja, dari tadi nunjuk-nunjuk aja papan besar itu.” Dita mengangguk paham. “Ya udah kalau begitu kita masuk aja.” “Aku rasa aca