_Dulu menjadi harapan, tapi tidak dengan sekarang_ “Anak itu sudah pergi? Syukurlah.” Tati berkunjung tanpa pemberitahuan, ia datang di saat Wisnu baru saja pulang kantor. Rencananya ia akan menemui Dheana di cafe, sekalian makan malam di sana. Mengunjungi cafe milik calon mertuanya seperti kewajiban untuknya. Tapi hari ini ada sedikit kendala, dimana sang Ibu datang dan merusak rencananya. “Namanya Dheana, Bu.” Tati mengabaikan, seolah nama tidaklah penting. “Ada urusan apa Ibu datang ke sini?” Tati yang tengah memeriksa kamar yang pernah ditempati Dheana pun segera menoleh. “Memangnya harus ada urusan dulu, baru boleh berkunjung gitu?” Nada dan tatapannya jelas menunjukkan kekesalan. “Sejak kapan seorang Ibu harus meminta izin bertemunya anaknya?” Tati menatap tajam ke ara