_Lihat aku sekarang, aku sudah bukan lagi anak kecil yang mudah dibodohi_ “Tadi aku ketemu Kak Iskan,” Dheana menghubungi Wisnu, sesaat setelah sampai ke rumah kos. Lelaki itu terus menghubunginya, dan meminta Dheana segera menghubungi begitu sampai ke rumah. “Terus?” Balas Wisnu dari seberang sana. “Ngobrol aja.” “Beneran?” Terdengar suara tawa Wisnu, yang membuat Dheana pun ikut tersenyum. “Beneran dong, masa udah lama nggak ketemu langsung main pukul aja. Nggak mungkin, kan?” “Mungkin aja, kamu sangat mudah di tindas.” Dheana berdecak, “Dulu, Kak. Sekarang nggak.” “Nah, gitu dong. Harus jadi wanita kuat, berani melawan.” “Iya. Kak Wisnu sudah makan?” “Belum, kamu?” Wisnu balik bertanya. “Sudah. Kenapa belum makan, Kak Wisnu punya asam lambung, nggak boleh telat makan.”