63. bahagia tanpaku

1161 Kata

“Aku nggak tahu harus mulai darimana,” bahkan saat mengatakannya pun air mata sudah mendesak ingin keluar. Padahal Dheana sudah mempersiapkannya sejak tadi, sejak dalam perjalanan. Tapi saat berhadapan langsung, semua kata-kata perpisahan itu hilang dan tertahan sesuatu yang begitu besar dan sakit di tenggorokan. “Tugasku sudah selesai, Dhe. Sekarang sudah waktunya kamu pulang, ke tempat dimana kamu berada.” Bening mengusap tangan Dheana dengan lembut. “Aku yakin, disana kamu akan bahagia. Aku sangat senang, Dhe. Kamu tahu bagaimana bahagianya aku saat ini?” Tatapan Bening begitu dalam. “Sangat bahagia.” “Mbak Ning,” “Jangan nangis ih,,, kita nggak akan berpisah, hanya pindah tempat tinggal saja. Jangan lupa kasih kabar, jangan lupakan aku hanya karena kamu sudah jadi orang kaya.” “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN