“Tapi, sebaiknya kita memang nggak bersama.” Dheana benar-benar dihantui rasa bersalah. Atas keputusan yang diambilnya untuk bersama Wisnu, ternyata kebahagiaan itu hanya bersifat semu. Ia terus dilanda rasa bersalah yang tidak berkesudahan. “Dhe,” Tentu sana Wisnu menolak. Dengan segala keputusan dan resiko besar yang sudah siap dihadapi, Dheana justru memilih untuk tidak bersama. “kita sudah sejauh ini dan kamu memilih untuk tidak bersamaku? Jangan bercanda, Dhe.” Wisnu memegang kedua pundak Dheana. “Aku sudah memutuskan, meskipun besar resiko yang harus kutanggung, tapi tidak apa-apa, aku mencintamu dan kamu cukup berada di sisiku itu sudah cukup.” Wisnu menghela “Aku tahu, kamu dihantui rasa bersalah, tapi kita bisa melewatinya bersama, Dhe.” Ia berusaha untuk meyakinkan. Wi