Tidak ada respon yang ditunjukkan Dheana membuat Andara semakin penasaran pada wanita itu. Apa yang membuatnya terlihat enggan membuka hati, bahkan popularitasnya sebagai lelaki idaman hilang di hadapan Dheana. “Aku mau ajak kamu ke acara penting.” Ajaknya di suatu siang. Bahkan Andara sengaja datang ke yayasan hanya untuk mengajak Dheana pergi bersamanya nanti malam. “Acara apa?” Wanita yang tengah menatap layar komputer itu akhirnya menoleh. Bahkan kedatangan Andara sejak lima belas menit lalu tidak kunjung menarik perhatiannya. Tapi saat lelaki itu mengatakan “acara penting” Barulah ia menoleh. “Banyak orang penting yang bisa jadi donatur?” Tanyanya bersemangat. “Banyak,” Jawab Andara dengan nada ragu. “Boleh. Kapan? Sekalian aku mau nunjukin proposal nanti disana.” “Tunggu,”