69. Pacar baru.

1815 Kata

“Apa kabar, Mbak Ning” sudah sangat lama sekali Dheana tidak menghubungi Bening dan malam ini ia mencoba menghubungi wanita itu setelah memastikan ia tidak dalam kondisi sibuk. “Baik, kamu?” Terlihat jelas wajah Bening di layar ponsel Dheana, sepertinya wanita itu baru saja membersihkan diri, terlihat dari handuk kecil yang ada di atas kepalanya. “Baik juga, gimana keadaan toko bunga? Masih ramai seperti dulu, kan?” Bening tersenyum. “Lumayan, meskipun nggak seramai dulu. Saat ini nggak terlalu fokus jualan, ada hal lain yang lebih penting.” Toko bunga adalah salah satu bagian terpenting dalam hidup Bening. Wanita itu memulai bisnis dari nol, dari hanya memiliki satu pelanggan sampai seperti saat ini memiliki banyak pelanggan. Bening membesarkan toko tersebut seperti anaknya sendiri,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN