Bab 140. Lahirnya Sang Bayi Ganteng

2114 Kata

Lean meringis merasakan perutnya semakin mulas. Sudah lewat tengah malam. Mau membangunkan suaminya dia sedikit ragu. Khawatir pasti Vian nanti langsung panik, padahal kan belum tentu juga dia mau melahirkan. Perkiraan dokter masih minggu depan, tapi bukan tidak mungkin seperti Nay yang maju seminggu. Mengelus perut buncitnya yang mengeras karena kontraksi, Lean sampai mendesis menahan sakit. Vian yang merasakan tidur istrinya tidak tenang pun perlahan membuka matanya. Seperti dugaan Lean, dia langsung terbelalak duduk begitu mendapati istrinya meringis kesakitan. “Beb, perutmu sakit? Mau melahirkan?!” tanyanya gugup mengelus perut Lean yang terasa lebih keras. “Hm, sakit,” angguk Lean mengulurkan tangan minta tolong untuk dibantu bangun. Vian segera turun dari tempat tidur, lalu memb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN