Sebenarnya Zahira tak ingin datang ke rumah Ibunya dengan kondisi seperti ini karena sudah pasti Ibunya akan sangat sedih dan terus kepikiran melihatnya pulang sendirian saat pagi buta. Namun tak ada tempat yang bisa di kunjungi selain rumah Ibunya sendiri, hanya disini dia bisa benar-benar menghindar dan menenangkan diri. Meski dia tak bisa menyembunyikan matanya yang sembab setidaknya dia bisa sedikit menutupi bekas tamparan Arkan dengan meajukan jilbabnya. Dia harap pagi ini Abangnya sudah pergi ke pasar untuk belanja dan pertengkaran yang lebih besar bisa di hindari. “Bissmillahirohmanirohim,” ucapnya pelan sebelum mengetuk pintu rumah. “Assalamualikum, Bu.” Setelah salam dan mengetuk pintu beberapa kali akhirnya pintu itu terbuka dan Sumiati sendiri yang membukakan pintu untuk