Zahira meringis sambil mengusap perutnya yang terasa nyeri. “Aku nggak apa-apa,” ucapnya sebelum Arkan bertanya. “Disini aja, aku tenangin Rosalia dulu.” Arkan membawa Zahira kentempat semua dan menghampiri Rosalia yang sudah berhasil dipisah. “Rosa! keterlaluan kamu,” ucap Arkan tajam. “Terus aja bela dia!!” “Dia istrinya bebas kalau Arkan mau bela!!” Teriak Sita yang masih emosi. “Udah! udah!! ayo aku antar pulang.” Arkan menghandeng Rosalia agar dia tidak lepas kendali lagi. “Kamu tunggu disini sebentar. Zidan, gue titip Zahira.” Zahira hanya bisa menatap dengan hati tak rela saat Arkan keluar bersama Rosalia yang terlihat masih berapi-api. Dia sangat ingin menangis, dia seperti tidak memiliki harga diri di depan teman-teman suaminya. Zahira menunjukkan senyum tipis saat