Arkan terus menatap perut istrinya yang masih rata. Dari kemarin-kemarin ingin sekali dia mengusap perut itu dan berkata lirih pada calon anaknya namun dia takut kalau Zahira risih dengan tingkahnya. “Mas.” “Hmm.” “Kenapa?” Arkan langsung mengalihkan pandangannya dan mengambil ponselnya yang ada di atas ranjang agar Zahira tak curiga dengan gerak geriknya.” “Kalau mau pegang ya pegang aja, Mas, di dalam sini ada anak kamu.” Arkan hanya tersenyum dan tidak melakukan apa yang Zahira perintah. Selain malu dia juga masih merasa canggung. “Tadi Rosalia marah-marah gara-gara saya sering uplod foto kamu di sosmed dan dengar tentang kehamilan kamu.” Zahira sedikit tak nyaman Arkan kembali mengungkit Rosalia yang selalu menjadi sumber pertengkaran mereka. “Kenapa bahas dia lagi, b