Rosalia melewati Zahira dengan angkuh dan berhenti sebentar hadapannya untuk sekedar memberi sapaan yang menyakitkan. “Silahkan bersenang-senang dahulu sebelum saya merusak semuanya.” Zahira berusaha tetap diam dan menunduk meski hatinya ingin sekali membalas perkataan Rosalia. “Ingat, kehamilan kamu itu tidak akan cukup untuk menjauhkan saya dari Arkan, jadi jangan sombong!” Setelah mengatakan itu Rosalia kembali berjalan meninggalkan Zahira yang masih diam diatas sofa. Zahira kembali menangis setelah Rosalia benar-benar keluar dari dalam rumahnya. Perasaannya semakin sensitif dan sangat mudah menangis semenjak hamil. “Saya cuma ngobrol sama dia.” Arkan merangkul Zahira yang masih sesenggukan dan mengikis jarak antara mereka. “Sudah, apa sih yang kamu tangisi?” Bukannya menjaw