Izinkan aku bersanding denganmu, dengan versi terbaik dari diriku. . . "Penata riasnya mana ini?" tanya Zinia. Soalnya jam segini Tania masih polosan. "Tadi, tuh, udah dateng bawa tas make up." Ini kata kerabat papa. "Bukan. Itu asistennya." Tania yang jawab. Yang mana kini kebaya akad Tania sudah digantung, hanya tinggal dipakai. Sebelum itu dia mau dirias dulu. Beberapa saat lalu Tania baru selesai salat Zuhur. Di luar masih dipersiapkan. Tenda dan pelaminan sudah kukuh berdiri indah, tetapi bangku-bangkunya masih dipakaikan sarung agar campernik. Nuansa warna putih dan abu muda di luar. Karpetnya warna abu tua, cukup senada. Tepat di saat Kak Zinia berbalik, pintu kamar Tania yang memang terbuka diketuk dua kali. "Di sini, kan, ya, kamar pengantinnya?" Saat itulah Tania melih