Perihal menunggu, aku ahlinya. Hanya jangan minta aku mencari, terlebih mencari penggantimu, aku tidak mampu. . . "Ma, Pa ... Mars mau nikah." Langsung. Sepulang dari hotel, ini tentang kemarin, Mars langsung mendatangi orang tua dan mengajak mereka bicara, padahal mama tampaknya hendak bicara juga. Namun, karena Mars dapat kesempatan alias dipersilakan bicara duluan, maka lekas saja Mars utarakan. Dia mau menikah. "Sama siapa? Tania? Nggak mungkin!" Belum-belum mama sudah mendahului takdir. Orang takdirnya Tania mau diajak nikah, kok. "Iya, sama Tania," kata Mars. "Mustahil," tukas mama, menyangkal kenyataan yang ada. "Asli. Dia mau rujuk sama Mars, Ma. Harusnya Mama bersyukur Alhamdulillah nggak, sih? Nasib baik ini anaknya." "Kamu main pelet, ya?" Astagfirullah. "Kamu apai