Aku tidak tahu apa rencana dan tujuanmu, ralat, aku tidak peduli. Yang penting adalah rencana dan tujuanku, masih tentang memperbaiki. . . "Nanti kamu datang, kan, Tan? Acaranya di rumah mertua Zinia." Tania mengangguk. "Kalau nggak ada jadwal bentrok, nanti datang." "Usahakan, Tan. Kasihan kakakmu." Kasihan? Dan sekarang kenapa mama sampai menitikkan air mata? Tania memilih tidak menanggapi. Apa dia pergi saja, ya? Ke dapur, gitu? "Mama nggak ngerti, apa salah Mama?" Oke, Tania tidak jadi pergi. Dia tetap duduk di sofa ruang TV bersama mama yang kali itu berkunjung. Sedangkan, papa tengah bermain bersama Cely. Suara tawa Cely kedengaran sampai sini. "Papa juga padahal orang baik, Tan. Nggak pernah kami mempermainkan perasaan orang lain. Mama tahu papa, beliau pacaran juga cuma