Kalau dengan begitu kamu merasa senang, lakukan. Mungkin juga begitu caramu memberi hukuman. . . Sudah? Tangan Mars spontan meraih jemari Tania saat wanita itu hendak melenggang, Mars menahannya. Masih di dapur yang rangkap dengan ruang makan, pun masih di jam dan malam yang sama. Dengan suasana yang sama pula. Tanpa kata, Tania paham apa hal yang Mars harapkan. Terpampang jelas dari sorot mata itu beserta sentuhan jemari yang menahan langkahnya. Hingga Mars akhirnya berucap, "Kalau yang tadi boleh, Abang mau lagi ...." Kiss. Kan, Tania yang mengawali. Mars hanya sedang memanfaatkan kesempatan. Hanya kiss, tak apa tidak lebih. Mumpung Tania sedang mode begini, barangkali ... dituruti. Dan Mars melihat Tania mendekat, lalu menangkup dua sisi wajahnya, hingga Mars merasakan sapuan