"Masa depanku?" Jordan Wiradana menghela nafas panjang masih menengadah menatap ke atas langit malam berbintang. Pria itu tersenyum menatap wajah Jonita yang masih duduk di sebelahnya. "Anggap saja ini adalah ganti kerugian atas perlakuanku padamu Nita, karena sudah menjadikanmu sebagai bahan taruhan." Wajahnya tidak terlihat putus asa ketika mengucapkan hal itu. Wajah tampannya mengukir sebuah senyuman manis dan lembut, sinar mata ketulusan terpancar dari tatapan matanya yang teduh. Jonita segera menurunkan pandangan matanya dari wajah Jordan, karena tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Diam-diam perasaan gadis itu mulai menarik lembaran demi lembaran penutup, yang selama ini mengunci rapat hatinya. Jordan tersenyum melihat wajah kikuk dan salah tingkahnya, ketika ia tertangkap