3. Persetujuan

1146 Kata
Begitu kata sah terdengar, Tania merasa lega seketika. Pada akhirnya sang ibu yang telah bertahun-tahun menjanda telah menemukan kembali pasangan hidupnya. Tania berharap semoga sang ibu berbahagia hingga akhir hayatnya. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya kala acara ijab qabul telah selesai dilangsungkan. Kehadiran seorang lelaki yang sudah Tania kenal adalah kekasihnya Yuri hadir juga dalam acara. Dalam benak Tania bertanya-tanya, bukankah Yuri mengabarinya tadi dan mengatakan sedang tidak enak badan sehingga tidak dapat menghadiri acara ini. Lantas kenapa Bagas malah ada di sini? Apakah mereka berdua janjian? Karena seingat Tania, Yuri mengatakan akan membawa Bagas ikut serta menjadi pendampingnya. Baru saja Tania hendak melangkah mendekati Bagas dan bertanya pada pria itu, panggilan dari ibunya membuatnya urung meninggalkan tempat. “Tania, sini. Ayo salam dulu dengan Papa Bayu.” Tania tersenyum kikuk. Tak ayal gadis itu sedikit membungkukkan badan dan melakukan apa yang ibunya perintahkan. Bayu Candra tersenyum hangat. Dia senang dan bahagia karena pada akhirnya memiliki anak perempuan setelah sebelumnya hanya memiliki seorang putra yang sangat susah untuk diatur. “Senang menjadi bagian dari hidup kalian. Tania, sekarang papa adalah orangtua kamu juga. Jangan segan mengatakan apapun jika kamu membutuhkan bantuan atau mengalami kesulitan.” “Baik, Om.” “Jangan panggil Om. Panggil papa karena sekarang kita adalah keluarga.” Tania menganggukkan kepalanya menurut saja. “Iya, Pa.” “Ayo papa kenalkan pada kakek dan paman kamu.” Selama Bayu Candra menjalin hubungan dekat dengan ibunya, Tania memang tidak sedekat itu dengan keluarga sang papa tiri. Apalagi hubungan di antara mamanya dan Bayu Candra terbilang singkat hanya beberapa bulan saja sebelum pada akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah saja untuk menghindari fitnah dan hal-hal yang tidak diinginkan. Tania menurut saat Bayu Candra membawanya mendekat pada tiga orang lelaki yang duduk di jajaran kursi keluarga besar. Tania menelan ludah gugup menebak-nebak apakah Bagas merupakan keluarga dari papa tirinya. Dan yap ... benar saja karena pada akhirnya Bayu Candra mengenalkan juga. “Tania, kenalkan ini Kakek Erwin. Ayahnya papa. Dan ini Paman Erik, adik lelaki papa. Yang terakhir adalah Bagas, putra papa satu-satunya dan sekarang akan menjadi kakak kamu juga.” Tania menyalami satu per satu keluarga barunya. Dan berhenti saat akan bersalaman dengan Bagas. Mata Tania membulat, sementara Bagas malah tersenyum lebar. “Halo Tania. Siapa sangka ya jika kita menjadi saudara.” Bayu Candra jelas terkejut karena ternyata putranya telah kenal dengan Tania. “Gas, kamu kenal Tania?” "Ya kenal. Dia adik tingkat di kampusku dulu.” Sengaja Bagas tidak mengakui di depan papanya akan siapa sebenarnya Tania. Dan untungnya Tania mengiyakan saja perkataan Bagas. Akan lebih baik seperti itu saja karena jujur Tania masih terkejut dengan fakta yang baru diketahuinya ini. Setelah perkenalan singkat tersebut, para keluarga besar dan juga para tamu undangan dipersilahkan menikmati jamuan yang telah disediakan. Saat yang tepat bagi Ewin berbicara pada putra bungsunya yang kini sudah memasuki usia tiga puluh dua tahun dan belum menikah. Keputusannya untuk menjodohkan Erik dengan Yurika sudah tepat melihat bagaimana cucunya yang juga sudah mengenal Tania. Erwin merasa bahwa Bagas memang punya hubungan dekat dengan banyak wanita dan Yuri tidak cocok besama kelak pecinta wanita. Meski Bagas adalah cucu kandungnya dan cucu satu-satunya, tapi Erwin tidak akan membiarkan gadis baik seperti Yuri dipermainkan oleh Bagas. Lihat saja nanti Erwin akan memberi pelajaran pada cucunya agar jera dan salah satu caranya adalah menikahkan Yuri dengan Erik. Biar saja Bagas kehilangan Yuri karena Yuri pantas mendapatkan sosok suami yang lebih bertanggung jawab. Mau Yuri menikah dengan Bagas atau Erik ... yang pasti Erwin telah yakin menjadikan Yuri sebagai bagian dari keluarganya. Tak perduli Yuri berasal dari mana dan keluarganya seperti apa. Nanti Erwin akan mencari tahunya. Feeling-nya tidak akan salah jika berpikir Yuri adalah gadis yang baik dan akan menjadi istri yang baik pula untuk Erik nantinya. “Rik!” panggi Erwin lalu meminta pada putra bungsunya agar mendekat. Erik menurut dan duduk di hadapan sang papa sembari membawa piring berisikan makanan. “Ya. Kenapa Pa?” “Ada yang ingin papa sampaikan sama kamu.” “Apa itu?” “Papa rasa … papa akan mengijinkan kamu mengembangkan bisnis di Dubai." “O, ya? Ada angin apa papa tiba-tiba mengizinkanku begitu saja. Apa karena Kak Bayu sudah menikah jadi perusahaan di sini ada yang menghandelnya?” “Salah satunya itu. Tapi ada hal penting yang harus kamu tau." “Apa itu?” “Papa ingin kamu menikah juga. Lihat kaka kamu. Setelah menikah dan menemukan wanita yang tepat wajahnya tampak berseri-seri lagi. Papa juga ingin melihatmu seperti Bayu.” “Tanpa menikah aku juga sudah bahagia, Pa. jangan menambahi masalah.” “Masalah apa? Usiamu sudah berapa? Tiga puluh dua tahun. Bahkan mamamu pergi sebelum bisa melihatmu menikah. Apa kamu tidak ingin membuat papamu ini bahagia di masa tuanya dengan melihat kamu putra bungsuku menikah.” “Pa, jangan ngomong begitu." “Kenapa? Kamu mau nunggu apa lagi. Masak kamu kalah sama Bagas yang sudah sering menggandeng wanita ke mana-mana.” Ucapan Erwin sembari melirik Bagas. Lihat saja cucunya itu malah memepet wanita lain entah siapa yang mungkin saja tamu undangan dari Bayu Candra. Erik mengikuti arah pandang papanya dan berdecak lirih. “Biarkan saja. Bagas juga sudah dewasa.” “Dan kamu enggak malu sama anak bau kencur itu, hem?” “Anak bau kencur itu cucu papa.” “Dan kamu itu anak papa. Apa kamu tidak mau menikah selamanya?" “Tidak semudah itu menikah. Aku nggak ada calon.” “Yakin kamu nggak punya pacar?” Kepala Erik menggeleng. “Nggak ada waktu waktu buat cari pacar." Senyuman di bibir Erwin Candra melebar dan hal itu membuat Erik ngeri melihatnya. Pasti ada sesuatu yang telah ayahnya rencanakan. “Kebetulan kalau begitu.” “Kebetulan apa?” “Papa sudah ada calon untukmu.” “Hah! Papa jangan bercanda. Menikah itu bukan sesuatu yang harus dipermainkan." “Nggak ada yang mau mempermainkan pernikahan. Papa hanya ingin kamu menikah. Itu saja dan kamu tenang saja gadis yang telah papa pilih untukmu bukan gadis sembarangan. Dia anak yang baik dan papa rasa cook buat kamu jadikan istri." Erik tak mau mendebat karena apa yang papanya titahkan, tak akan bisa terbantahkan. “Serah papa saja. Asalkan jika aku menerima perjodohan dari papa maka papa tak akan lagi menghalangiku untuk pergi ke Dubai.” "Ck, apa kamu tidak bisa menahan sebentar saja keinginanmu itu.” “Tidak bisa. Tadi papa sendiri yang mengijinkan. Aku boleh mengembangkan bisnisku di negara mana pun asalkan aku mau menikah dengan gadis pilihan papa. Sekarang aku setuju saja dengan siapa papa akan menjodohkanku.” Erwin membuang napas panjang. Tak apa. Demi menyelamatkan Yuri dari Bagas agar tidak disakiti oleh cucunya sendiri. Lagian Erwin juga ingin sekali melindungi gadis sebaik Yuri. Entah karena alasan apa yang Erwin sendiri tak tahu, padahal dia dan Yuri baru pertama kali bertemu. “Baiklah. Papa terima syarat dari kamu.” "Oke, deal!" “Deal.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN