Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Datang ke hotel mewah bernama Bel Air di bagian kota Los Angeles, Aretha menunggu di lobi sambil menelepon Melinda. “Aku sudah di bawah.” “Langsung saja ke The Restaurant. Aku sudah booking tempat di sana,” sahut Melinda. “Aku sedang ada meeting zoom sebentar. Sekitar 10 menit lagi selesai. Kamu ke restoran saja dulu tidak apa.” Aretha mengangguk, mengikuti apa kata Melinda. Datang ke restoran mahal tersebut di mana harga makanan per porsi mencapai $200 lebih, pelayan menunjukkan meja yang telah di-booking oleh sang sahabat. Sebuah meja di pojok yang tidak terlalu terang, bersebelahan dengan kaca jendela yang bersebelahan dengan halaman luar. Pengunjung yang baru datang tidak akan melihat keberadaan mereka di sana karena terhalangi oleh pilar-pilar lengkung serta tembok setinggi pinggan

