146:AYRA-PEMIMPIN YANG SUCI

1419 Kata

“Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaah.” Air mataku enggan berhenti menetes. Terlebih saat mendengar Bang Arga mengumandangkan adzan dan iqomah di telinga putra kami. Bagaimana bisa aku tidak menangis jika irama suci itu dilantunkan dengan begitu syahdu? Agha namanya. Bermakna suci. Padahal mah itu keinginan papanya yang ngotot agar nama bayi kami tak jauh beda dengan namanya. Dan baru satu kata itu. Belum juga bertambah meski sejak bulan lalu Abang mencari-cari nama tengah yang cocok. Abang masih bingung memilih satu kata lagi sebelum disematkan dengan nama keluarga. Satu hal yang pasti, surainya Agha lebat, legam, dan kriwil. Selepas melahirkan Agha, Abang terus saja menciumiku sembari mengucap maaf dan terima kasih – berkali-kali dengan air mata yang berderai. Katany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN