162:ARGA-ARTI HADIRMU

1573 Kata

“Jagiya?” Gue memaksa bangun, duduk di ranjang. Suhu udara sepertinya turun lagi. Semakin hari dinginnya semakin mengigit. Selimut gue sibak, mendapati kedua kaki yang terbungkus kaos kaki, entah kapan Ayra memasangkannya. “Ay?” panggil gue lagi seraya menapaki anak-anak tangga. Tak ada sahutan, rumah pun nampak sepi. “Agha rewel apa ya?” monolog gue. Kepala gue masih pening, tapi demamnya looks like sudah semakin turun. Gue lupa juga ngecek suhu tubuh pas bangun tadi. Tatapan gue bergeser ke jam dinding kayu, cuma dua jam ternyata gue tidur. Gue melangkah ke meja makan, menuang air putih yang memang selalu tersedia di sana, menenggak hingga tandas. Pas mau balik ke living room, pintu rumah terbuka. Ayra muncul dengan menenteng keranjang rotan yang biasanya ditaruh di bengkel kayu. I

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN