Kami tak langsung pulang berhubung Mama Faina bilang beliau memasak makan malam cukup banyak. Alasan aslinya sih kalau ngga Eren ya pasti Naoki yang bilang kami akan ke London malam ini untuk menjemput Mama, Papa, Papi Ian and of course Ayah Irsyad. Jadi, meski malam semakin larut, tak mungkin kami tidak menyempatkan diri ke apartemen mereka. “Kau tidak lupa kan bilang ke Tamara kalau kita akan mampir ke tempat Pak Prasid?" tanya gue ke Gent yang kini bertukar posisi dengan gue. Iya, giliran gue yang nyetir. “Tidak. Ia justru menyuruhku agar tak perlu terburu-buru.” “Karena?” “Me time mungkin. Barusan ia mengirim foto tengah minum teh dan makan larut malam bersama Granny dan Ibu. Beliau bertanya, selain alkohol, apa yang bisa membuatnya sedikit gila, lebih berani dan tidak gugup?” Nge

