157:ARGA-PEREMPUAN

1842 Kata

20-Desember. Mint House. Marylebone – London. “Otewe ke pintu keluar,” ujar Papa. “Kok ngga video call? Agha masih tidur?” “Iya, Pa. Masa jam empat pagi ndusel-ndusel Arga. Abis itu muka Arga ditepok. Barbar banget bangunin papanya.” “Ngajak main?” tanya Papa lagi seraya terkekeh. “Bukan, Pa. Kemarin tumben banget Agha ngga mau tidur siang. Lagi Abang shalat kan biasanya Agha heboh. Ini anteng. Isya rakaat terakhir dia tidur di samping sajadah. Jam enam aja belum ada itu, Pa. Bangun-bangun malah ngajak makan.” “Makan?” “Mam! Ayo! Gitu ngocehnya.” “Makan apa jam empat pagi?” “Pasta, brokoli, sama buah, Pa. Habis.” “Ngga sempat makan malam kali?” “Iya, Pa. Sore makannya. Biasanya kan pas Arga makan malam, Agha ikutan juga, lumayanlah bikin kenyang sebelum tidur.” “Pantas!” ujar Pa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN