Hotel

1218 Kata
"Aku mau mengikuti jejak Lo." Jawab Cece yang membuat kedua bola mata Mila membola sempurna, tidak percaya kalau Cece akan mengikuti jejaknya karena kemarin Mila sudah memastikan sendiri kalau Cece sangat menolak keras ajakannya untuk mengikuti jejaknya. "Lo yakin?" tanya Mila ingin memastikan "Hem. Yakin gak yakin gue harus merubah nasib gue yang gak beruntung." Jawab Cece yang langsung minta segera di layani. Disaat Cece ingin mengikuti jejak Mila karena ingin merasakan bahagia dengan jalannya sendiri, sama halnya dengan Elvi yang tetap ingin pergi karena ingin melakukan aktivitas seperti biasanya yang aktivitas tersebut mampu membuat dirinya senang. "Jangan lagi menuduhku selingkuh setelah kamu memutuskan untuk pergi demi pekerjaan kamu." Ujar Gibran datar membiarkan Elvi pergi lagi, dan tentunya dengan waktu yang tidak sebentar. "Aku percaya kamu akan setia karena kamu sangat mencintai aku, Mas." Ujar Elvi, lalu menarik koper besarnya keluar dari rumah, yang artinya Elvi akan pergi dengan waktu yang tidak sebentar. Elvi pergi tanpa membawa keraguan apapun mengenai rumah tangganya. Setelah Gibran melihat Elvi pergi, Gibran dengan cepat keluar dan meminta pada sopirnya agar segera melajukan mobilnya menuju ke tempat yang sudah di tentukan oleh Gibran. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, hingga tanpa Elvi sadari mobil Gibran melewati mobilnya. Jam 09 malam, Cece keluar dari rumah, dan tentunya di jemput oleh Mila. Cece keluar dari rumah dengan penampilan yang cukup terbuka, tidak seperti biasanya. Memang penampilan Cece memang tidak pernah tertutup, selalu terbuka, tapi Cece selalu menutupi penampilannya dengan sweater atau blazer Korea yang sangat panjang sampai menutupi betisnya. Tapi tidak dengan penampilan malam ini, malam ini Cece menggunakan dress hitam tanpa lengan, hanya sebatas tali kecil di dua pundaknya. Punggung Cece terekspos indah. Dress Cece hanya menutupi sampai pahanya, membuat penampilan Cece sangat terbuka. "Oh amazing. Ini gue gak salah liat. Ce, cantik banget." Puji Mila dengan hebohnya saat melihat penampilan Cece yang begitu sangat cantik. Cece sendiri tidak merasa bahagia atau sedih mendengar pujian dari Mila, karena menurut Cece, pujian yang seperti itu sudah menjadi cemilan Cece setiap hari. "Lo siap bertemu dengan pria-pria yang kehausan belaian wanita?" tanya Mila. Cece hanya menanggapi dengan mengedikkan bahunya singkat sebagai jawaban atas pertanyaan Mila. "Akhirnya, gak cuma gue yang jadi w************n. Hahahaha." Ujar Mila dengan bangganya. Yah, selama ini Mila mengakui kalau bukan wanita baik-baik, alias w************n. Bahkan Mila selalu bercanda dan mengajak Cece agar menemani dirinya untuk menjadi w************n juga. Selama ini Mila selalu bercanda kalau di antara dirinya dan Cece, hanya Cece yang bisa menjaga dirinya dan tidak terjerumus ke jalan yang salah, dan sekarang , Cece malah termakan bujukan rayuannya dan itu sangat membuat Mila kesenangan karena sahabat tercintanya itu akan mengikuti jejaknya. Cece sendiri tidak pernah menanggapi candaan Mila. Tidak tersinggung atau tidak merasa bangga dengan candaan Mila. Karena dirasa penampilan Cece sudah pas, Mila langsung menancap pedal gas mobilnya dengan kecepatan sedang. Mobil sudah meninggalkan rumah Cece cukup jauh, dan sudah melewati setengah perjalanan menuju ke tempat di mana Mila membuat janjian dengan seorang pria yang akan memberi kesenangan pada Cece. Mobil Mila langsung berhenti saat Mila menginjak rem secara dadakan. "Awww!!!" Pekik Cece sambil memegang keningnya yang terasa pusing karena terbentur dasbor mobil. "Ce, maaf. Itu di depan." Ujar Mila dengan nada yang setengah berbisik, meminta maaf karena ia mengerem secara dadakan. Cece yang mendengar ucapan Mila langsung mendongak, dan terkejut melihat mobil kakak iparnya menjadi penghalang jalannya. Karena Cece melihat tidak ada tanda-tanda kakak iparnya akan turun dari mobil atau menyingkirkan mobilnya, akhirnya Cece memutuskan untuk turun dan menghampiri kakak iparnya. "Aku turun dulu." Ujar Cece yang langsung keluar dari mobil Mila. Cece mengetuk kaca pintu mobil Gibran dengan sedikit keras. Tok tok tok Gibran langsung membuka pintu mobilnya dan menarik pergelangan tangan Cece, lalu menuntun Cece secara paksa untuk masuk ke dalam mobilnya. Cece berontak dan bahkan sampai menepis tangan Gibran dari tangannya. "Mas, apa-apaan sih main tarik aja." Ujar Cece kesal "Jangan gila kamu ya. Keluar malam-malam begini dengan pakaian kurang bahan seperti ini." Ujar Gibran dengan sorot mata yang terlihat begitu sangat marah sampai menunjuk penampilan Cece dari atas sampai bawah. Mila hanya berani melihat dari dalam mobil dan tidak keluar, apalagi Mila melihat wajah Gibran terlihat sangat menyeramkan, itu semakin membuat Mila tidak berani membantu Cece. "Apa ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Cece santai "Apa yang membuat kamu jadi bertingkah seperti ini. Jangan memaksakan diri, tetaplah jadi Celia yang baik dan polos. Apapun masalahnya, kamu tidak perlu merubah kamu yang sudah menjadi wanita baik-baik, jadi wanita seperti wanita penghibur." Ujar Gibran tegas, namun ditanggapi dengan kekehan kecil oleh Cece. "Mas jangan lupa ya. Sejak Mas Gibran mengambil paksa keperawanan ku, sejak itulah aku tidak berhak lagi menyandang gelar wanita baik-baik, wanita polos seperti yang Mas Gibran katakan tadi." Ujar Cece dengan penuh ketegasan, dan perkataan Cece kali ini berhasil membuat Gibran bungkam, sampai Gibran tidak sadar kalau Cece sudah kembali masuk ke mobil Mila. "Ce, ngomongin apa sih sama Mas Kakak ipar, seram amat mukanya?" tanya Mila sambil bergidik ngeri saat melihat wajah Gibran yang menyeramkan. "Biasalah." Jawab Cece singkat, lalu memencet tombol klakson, hingga membuat Gibran tersadar dari lamunannya. Gibran melihat mobil Mila sudah kembali menyala. Gibran menyingkirkan mobilnya dan membiarkan Cece pergi. Setelah Gibran melihat mobil Mila cukup menjauh, Gibran langsung memukul stir mobil berulang kali, dan detik berikutnya Gibran langsung menancap pedal gas mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. "Masih jauh gak tempatnya?" tanya Cece "Gak kok, bentar lagi nyampe." Jawab Mila. Benar saja, hanya berselang beberapa menit saja dari pertanyaan Cece, mobil pun berhenti di sebuah gedung yang menjulang tinggi, dan terlihat sangat mewah. Cece dan Mila sampai di hotel mewah, tempat yang menjadi tempat janjian antara Cece dan pria yang menjadi pilihan Mila. "Mil, kok gue jadi ragu ya, kek maju mundur gitu," kata Cece tiba-tiba. "Buang jauh-jauh keraguanmu Ce." Ujar Mila yang langsung menarik tangan Cece untuk masuk, karena Mila tidak ingin dirinya gagal memiliki teman dengan gelar yang sama. Cece pun menurut dan mengikuti langkah Mila karena Mila sudah menarik dirinya hingga berhenti di sebuah pintu. Cece melihat nomor kamar yang ia datangi , 303. Cece menatap Mila meminta penjelasan apakah ia tidak salah kamar. "Yakin ini kamarnya?" tanya Cece yang dibalas dengan anggukan serta senyuman termanisnya dari Mila. "Selamat melepas keperawanan kamu malam ini sahabat ku." Canda Mila membuat Cece langsung memutar bola matanya jengah. Tidak tahu saja Mila, kalau Cece sudah tidak perawan sebelum mendatangi hotel itu, pikir Cece. "Mau gue temenin, atau tinggalin?" tanya Mila yang lebih mendominasi ke tawaran. "Pengennya di temenin, tapi gue tahu Lo jahatnya kek mana sama gue, entar malah di isengin lagi." Ujar Cece jujur "Jadi gue tinggalin nih?" tany Mila memastikan "Hem. Tinggalin aja." Jawab Cece mantap. Mila langsung pergi setelah memberi semangat pada Cece, dengan membawa sejuta kebahagiaan bagi Mila karena dirinya dan sang sahabat memiliki gelar yang seimbang. Setelah kepergian Mila, Cece terus memandangi pintu kamar hotel itu tanpa ada niatan untuk mengetuknya. Setelah cukup lama terdiam, tangan Cece mulai terangkat untuk mengetuk pintu. Tok tok tok Ceklek Pintu kamar dengan angka 303 terbuka dengan pelan, membuat Cece deg degan, takut kalau pria yang di menjadi pilihan Mila adalah pria yang mengerikan. "Mencari siapa?" tanya si pemilik kamar 303 itu, membuat dahi Cece berkerut, dan detik berikutnya Cece langsung mendongak untuk memastikan penglihatannya terhadap orang yang katanya akan membuat dirinya bersenang-senang. Degh "Ka-kamu…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN