Kedatangan Ibu Rahayu bukan hanya membuat Dara terkejut, tapi juga Jedidah. Tentu saja pria itu pun tak luput dari amarah ibunya. Sekarang, Dara sudah kembali ke rumah. Ia duduk di meja makan bersama Jedidah dan Ibu Rahayu, menyantap hidangan dalam diam sementara suara ketidakpuasan terdengar jelas di udara. "Kamu dengar tidak, Dara?" Nada suara Ibu Rahayu tajam, matanya mengunci ke arah. "Kamu harus tahu diri. Siapa kamu itu? Beraninya bermain dengan laki-laki lain tanpa izin juga!" Dara tetap diam, tangannya meraih sendok dan memasukkan sesuap makanan ke mulutnya, berusaha untuk tidak terpancing. "Dengar tidak, Dara?" suara Ibu Rahayu meninggi. "Saya dengar, maaf, Bu." Jawaban itu keluar tenang, meskipun dalam hati, Dara menahan kelelahan yang semakin menumpuk. Tatapan tajam itu be