“Bagaimana bisa kau berada di sini?” tanya Viora begitu kecupan hangat itu terlepas dan tubuhnya telah jatuh ke dalam pelukan Ressam yang hangat. Pelukan yang selalu ada di saat dirinya merasa sendiri dan berada dalam bahaya.
Ressam mengecupi puncak kepala Viora kemudian mengusap punggung Viora dengan lembut. Sebelumnya, dia sempat tak percaya begitu melihat Viora berada di gedung yang sama dengannya dan hanya berbataskan pintu saja. Betapa dia sangat merindukan Viora dan saat ini, Tuhan begitu baik padanya karena mempertemukannya dengan Viora lagi setelah sekian lama. “Ada sesuatu yang harus aku selesaikan di sini, Viora,” jawabnya sehingga membuat Viora menengadah dengan kelopak mata mengerjap penuh tanya.
“Apa kau sedang bertemu dengan partner kerja?”
Ressam tertawa pelan. “Lebih t
