“Apa kau baik-baik saja, Viora?” suara Edward yang terdengar bersamaan dengan hadirnya Edward yang tergopoh-gopoh, membuat dunia Ressam seperti dijungkir balikkan dalam sekejap. Jadi wanita yang sedang dia peluk adalah Viora? Rahang Ressam mengetat. Setiap detik, dia selalu berharap agar dirinya tak bertemu dengan Viora lagi saat berada di kota ini. Cukup, saat dirinya tak sengaja melihat Viora siang tadi di depan butik tempatnya membeli pakaian. Dan sekarang, dirinya tidak hanya melihat Viora. Namun, begitu dekat bahkan sedang memeluk wanita itu dengan erat. Kenapa? Kenapa takdir hidupnya harus menciptakan lelucon yang sama sekali tidak lucu seperti ini? Sontak, Ressam melepaskan pelukannya. Demi Tuhan, takdir yang mempermainkan hidupnya tidak lagi dia sebut sebagai lelucon. Saat dir